Pemuda Desa sebagai the Agent of Change dari Perpustakaan Desa
Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan sebutan the agent of change bukan? The agent of change atau yang lebih dikenal sebagai si pembawa perubahan. Berbicara mengenai the agent of change, saat ini banyak sekali inisiasi-inisiasi yang muncul di masyarakat sebagai bentuk kepedulian masyarakat untuk sesamanya, salah satunya adalah dengan menginisiasi gerakan budaya membaca melalui perpustakaan desa di kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Pemuda adalah the agent of change di dalam masyarakat.
Pemuda sebagai kunci utama gerakan perpustakaan desa
Sebagaimana yang Anda pahami bahwa perpustakaan cenderung dipandang sebagai tempat yang tidak menarik dan kurang asyik di mata masyarakat, termasuk orang-orang desa itu sendiri. Di zaman yang serba instan ini, orang-orang cenderung memilih untuk mendapatkan informasi secara instan melalui internet. Mereka pun berpikir bahwa mereka bisa menambah wawasan hanya dengan membaca melalui internet. Pemikiran seperti ini tidaklah salah, namun terkadang informasi yang didapatkan secara online belum tentu bisa dijamin kebenarannya sehingga masih memerlukan verifikasi ulang dengan melihat koleksi fisik dari buku-buku yang bersangkutan. Dan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas ini di desa adalah perpustakaan desa.
Berawal dari ketidakpedulian masyarakat mengenai pentingnya literasi, pemuda atau pemudi desa sudah seharusnya turun tangan untuk turut serta membantu mempopulerkan keberadaan perpustakaan desa di daerahnya masing-masing. Hal ini dikarenakan jika bukan generasi muda yang berperan, maka siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan. Pemuda atau pemudi adalah orang-orang yang hidup di antara dua generasi yang berbeda, yaitu anak-anak dan orang dewasa. Di masa-masa inilah, pemuda harus mampu mengomunikasikan maksud dan tujuannya ke dua belah pihak agar tercapai impiannya. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh pemuda sebagai kunci utama gerakan untuk membangun dan mengembangkan perpustakaan desa adalah dengan mengenalkan perpustakaan desa di masing-masing daerahnya melalui internet. Salah satu platform yang bisa digunakan sebagai media untuk perkenalan perpustakaan desa adalah instagram dan website perpustakaan. Melalui instagram, orang-orang bisa mengetahui kondisi perpustakaan dan melihat-lihat aktivitas yang biasa dilakukan di dalam perpustakaan melalui foto yang diunggah. Selain itu, website dapat digunakan sebagai media untuk mengunggah artikel-artikel yang berhubungan dengan kepustakaan. Selain itu, melalui website perpustakaan desa, sebagai pengelola, Anda juga bisa mengunggah koleksi-koleksi digital perpustakaan agar lebih bisa diakses secara bebas oleh umum.
Nah, orang yang dapat melakukan gerakan ini semua adalah pemuda yang tentunya lebih paham dan melek terhadap teknologi. Oleh karena itu, di sini peran pemuda sebagai kunci utama untuk memajukan perpustakaan desa sangatlah penting. Sudah saatnya generasi muda di Indonesia mulai mempedulikan kemajuan perpustakaan desa di daerahnya.
Sosialisasi ke sekolah sebagai bentuk promosi perpustakaan desa
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mengembangkan perpustakaan desa adalah dengan melakukan promosi ke sekolah-sekolah, baik dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat menengah. Upaya promosi dilakukan untuk memotivasi anak-anak mengunjungi perpustakaan setelah pulang sekolah dan meminjam beberapa koleksi buku di sana. Adanya anak-anak sekolah yang sering mengunjungi perpustakaan desa dapat menjadikan atmosfer yang dimiliki oleh perpustakaan desa terasa lebih hidup dan nyata. Peran yang bisa Anda lakukan dalam hal ini adalah dengan menyediakan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan sekolah dan buku akses terhadap media belajar yang bisa dipinjam, seperti komputer dan buku-buku pelajaran. Hal ini dilakukan agar anak-anak sekolah semakin sering dan bersemangat untuk mengunjungi perpustakaan.
Mengadakan workshop mengenai keterampilan praktis
Para pemuda sebagai the agent of change dapat melakukan workshop yang ditujukan kepada masyarakat secara umum dan luas mengenai keterampilan-keterampilan praktis yang dapat segera dipraktekkan ilmunya. Adanya workshop yang diselenggarakan oleh para pemuda dengan membawa nama perpustakaan desa, juga bisa digunakan sebagai salah satu hal yang memikat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan desa.
Jadi, jika Anda adalah generasi muda yang ingin mengembangkan dan memajukan perpustakaan desa di daerah Anda, Anda bisa melakukan beberapa hal di atas. Sebagai generasi muda, jadikan hal ini sebagai tombak awal perjuangan Anda untuk membangun masyarakat yang berbudaya, berkualitas dan melek akan literasi.
Pemuda sebagai kunci utama gerakan perpustakaan desa
Sebagaimana yang Anda pahami bahwa perpustakaan cenderung dipandang sebagai tempat yang tidak menarik dan kurang asyik di mata masyarakat, termasuk orang-orang desa itu sendiri. Di zaman yang serba instan ini, orang-orang cenderung memilih untuk mendapatkan informasi secara instan melalui internet. Mereka pun berpikir bahwa mereka bisa menambah wawasan hanya dengan membaca melalui internet. Pemikiran seperti ini tidaklah salah, namun terkadang informasi yang didapatkan secara online belum tentu bisa dijamin kebenarannya sehingga masih memerlukan verifikasi ulang dengan melihat koleksi fisik dari buku-buku yang bersangkutan. Dan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas ini di desa adalah perpustakaan desa.
Berawal dari ketidakpedulian masyarakat mengenai pentingnya literasi, pemuda atau pemudi desa sudah seharusnya turun tangan untuk turut serta membantu mempopulerkan keberadaan perpustakaan desa di daerahnya masing-masing. Hal ini dikarenakan jika bukan generasi muda yang berperan, maka siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan. Pemuda atau pemudi adalah orang-orang yang hidup di antara dua generasi yang berbeda, yaitu anak-anak dan orang dewasa. Di masa-masa inilah, pemuda harus mampu mengomunikasikan maksud dan tujuannya ke dua belah pihak agar tercapai impiannya. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh pemuda sebagai kunci utama gerakan untuk membangun dan mengembangkan perpustakaan desa adalah dengan mengenalkan perpustakaan desa di masing-masing daerahnya melalui internet. Salah satu platform yang bisa digunakan sebagai media untuk perkenalan perpustakaan desa adalah instagram dan website perpustakaan. Melalui instagram, orang-orang bisa mengetahui kondisi perpustakaan dan melihat-lihat aktivitas yang biasa dilakukan di dalam perpustakaan melalui foto yang diunggah. Selain itu, website dapat digunakan sebagai media untuk mengunggah artikel-artikel yang berhubungan dengan kepustakaan. Selain itu, melalui website perpustakaan desa, sebagai pengelola, Anda juga bisa mengunggah koleksi-koleksi digital perpustakaan agar lebih bisa diakses secara bebas oleh umum.
Nah, orang yang dapat melakukan gerakan ini semua adalah pemuda yang tentunya lebih paham dan melek terhadap teknologi. Oleh karena itu, di sini peran pemuda sebagai kunci utama untuk memajukan perpustakaan desa sangatlah penting. Sudah saatnya generasi muda di Indonesia mulai mempedulikan kemajuan perpustakaan desa di daerahnya.
Sosialisasi ke sekolah sebagai bentuk promosi perpustakaan desa
Hal lain yang bisa dilakukan untuk mengembangkan perpustakaan desa adalah dengan melakukan promosi ke sekolah-sekolah, baik dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat menengah. Upaya promosi dilakukan untuk memotivasi anak-anak mengunjungi perpustakaan setelah pulang sekolah dan meminjam beberapa koleksi buku di sana. Adanya anak-anak sekolah yang sering mengunjungi perpustakaan desa dapat menjadikan atmosfer yang dimiliki oleh perpustakaan desa terasa lebih hidup dan nyata. Peran yang bisa Anda lakukan dalam hal ini adalah dengan menyediakan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan sekolah dan buku akses terhadap media belajar yang bisa dipinjam, seperti komputer dan buku-buku pelajaran. Hal ini dilakukan agar anak-anak sekolah semakin sering dan bersemangat untuk mengunjungi perpustakaan.
Mengadakan workshop mengenai keterampilan praktis
Para pemuda sebagai the agent of change dapat melakukan workshop yang ditujukan kepada masyarakat secara umum dan luas mengenai keterampilan-keterampilan praktis yang dapat segera dipraktekkan ilmunya. Adanya workshop yang diselenggarakan oleh para pemuda dengan membawa nama perpustakaan desa, juga bisa digunakan sebagai salah satu hal yang memikat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan desa.
Jadi, jika Anda adalah generasi muda yang ingin mengembangkan dan memajukan perpustakaan desa di daerah Anda, Anda bisa melakukan beberapa hal di atas. Sebagai generasi muda, jadikan hal ini sebagai tombak awal perjuangan Anda untuk membangun masyarakat yang berbudaya, berkualitas dan melek akan literasi.
Belum ada Komentar untuk "Pemuda Desa sebagai the Agent of Change dari Perpustakaan Desa"
Posting Komentar