Perpustakaan Desa: Upaya Pelestarian Budaya Desa
Rendahnya kemampuan literasi masyarakat Indonesia yang telah di konfirmasi melalui ajang PISA yang selalu menempatkan indonesia berada pada peringkat 10 besar terbawah dalam dua dekade ini membuat pemerintah sedang gencar – gencarnya mencari cara untuk meningkatkan kualitas literasi masyarakat indonesia. Salah satu hal yang dapat dilakukan yakni melalui pembuatan perpustakaan desa.
Kenapa literasi penting ?
Literasi akan berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menganalisa suatu permasalahan. Literasi menjadi penting karena di masa depan tantangan yang dihadapi oleh seorang anak tentu bermacam- macam dan tidak bisa jika tidak menyesuaikan pendidikan dengan berbagai tantangan yang akan datang. Buruknya kemampuan literasi akan berimbas pada aspek ekonomi kedepannya. Jika seorang anak dianggap tidak cakap dalam berliterasi otomatis tidak bisa memproses segala sesuatu dengan kritis dan tentunya menyebabkan daya saing rendah sehingga turunnya kemampuan ekonomi masyarakat tersebut.
Bagaimana penerapan perpustakaan desa ?
Perpustakaan desa umumnya merupakan program yang dibentuk oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD). Perpustakaan desa layak dijadikan pilihan sebab hal ini merupakan salah satu cara yang bisa dipakai untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat melalui peningkatan minat baca masyarakat. Walaupun angka buta huruf di Indonesia cukup menurun dari tahun ke tahun namun sayangnya hasil penelitian yang dilansir oleh UNESCO menyebutkan bahwa tingkat literasi Indonesia sangat rendah yakni sebesar 0.001%, Hasil yang sangat jauh dari harapan. Didukung hasil PISA yang dilansir oleh PISA bahwa skor literasi Indonesia sangat jauh dari standar yang ditetapkan PISA sebesar 500 poin.
Bagaimana perpustakaan dapat melestarikan kebudayaan ?
Buku yang disediakan di tiap desa sebaiknya tidak digeneralisir secara umum, namun dapat disesuaikan dengan falsafah budaya desa tersebut, sehingga pengetahuan seseorang tentang budaya dapat meningkat. Misalnya, desa yang memiliki keunggulan di bidang pertanian maka ada baiknya bahwa buku bacaan yang diberikan harus memiliki keterkaitan dengan bidang pertanian.
Tugas pencerdasan bangsa bukan hanya milik pemerintah serta bukan hal yang dapat dicapai dengan instan. Perlu adanya sinergitas antar berbagai pihak, kerja sama antar pemerintah, pustakawan dan masyarakat tentunya merupakan cara terbaik untuk meningkatkan literasi masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Saat ini stigma masyarakat terhadap perpustakaan hampir tidak ada yang baik, banyak orang mengira bahwa perpustakaan itu kaku, resmi dan sangat tidak dinamis. Ketika semua mampu mengubahnya dan membuat perpustakaan sebagai tempat yang mengasyikkan untuk membaca, serta segala inovasi yang dilakukan untuk membuat perpustakaan menjadi lebih dinamis sudah dipastikan akan banyak orang yang ke perpustakaan.
Hal yang dapat dilakukan oleh pustakawan salah satunya adalah membuat perpustakaan menyentuh segala aspek sosial budaya, apalagi perpustakaan desa yang juga merupakan perpustakaan akar rumput. Orang akan tetap mengira ke perpustakaan itu aneh dan tidak kekinian. Menghilangkan stigma memang bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang mustahil. Apalagi perpustakaan desa merupakan tempat segala informasi yang berkaitan dengan kebudayaan di daerah tersebut.
Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki beragam kekayaan budaya dan sejarah lokal. Diharapkan keberadaan perpustakaan lokal mampu mewadahi itu semua, mampu melestarikan budaya daerah serta sebagai sumber elektronik atas kekayaaan yang ada di desa tersebut. Founding Father Indonesia, Bung Karno bahkan berkata “jas merah” yang berarti jangan sekali – kali melupakan sejarah. Sebagai sumber elektronik dan fisik, naskah – naskah yang membawa informasi terkait segala hal yang menjadi keanekaragaman falsafah budaya bangsa. Masa lalu sangat penting untuk tidak dilupakan, masa lalu mampu memberikan pelajaran bagi hidup. Segala nasehat dan catatan dari masa lalu dapat berguna untuk mengetahui apa saja hal – hal yang layak dilakukan untuk masa depan.
Walaupun hingga saat ini perpustakaan desa masih menjemput bola yakni masih menunggu pengunjung yang datang dibandingkan menjemput bola dalam proses pemasarannya. Kembali lagi, sinergitas sangat diperlukan. Tuntutan jaman yang semakin maju memang menjadi hambatan namun sekaligus tantangan. Apabila perpustakaan mampu memberikan segala informasi yang berguna, maka tujuan perpustakaan sebagai tempat atau institusi yang bertujuan menjamin perwujudan proses pewarisan budaya antar generasi akan mampu diwujudkan dengan baik.
Kenapa literasi penting ?
Literasi akan berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menganalisa suatu permasalahan. Literasi menjadi penting karena di masa depan tantangan yang dihadapi oleh seorang anak tentu bermacam- macam dan tidak bisa jika tidak menyesuaikan pendidikan dengan berbagai tantangan yang akan datang. Buruknya kemampuan literasi akan berimbas pada aspek ekonomi kedepannya. Jika seorang anak dianggap tidak cakap dalam berliterasi otomatis tidak bisa memproses segala sesuatu dengan kritis dan tentunya menyebabkan daya saing rendah sehingga turunnya kemampuan ekonomi masyarakat tersebut.
Bagaimana penerapan perpustakaan desa ?
Perpustakaan desa umumnya merupakan program yang dibentuk oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD). Perpustakaan desa layak dijadikan pilihan sebab hal ini merupakan salah satu cara yang bisa dipakai untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat melalui peningkatan minat baca masyarakat. Walaupun angka buta huruf di Indonesia cukup menurun dari tahun ke tahun namun sayangnya hasil penelitian yang dilansir oleh UNESCO menyebutkan bahwa tingkat literasi Indonesia sangat rendah yakni sebesar 0.001%, Hasil yang sangat jauh dari harapan. Didukung hasil PISA yang dilansir oleh PISA bahwa skor literasi Indonesia sangat jauh dari standar yang ditetapkan PISA sebesar 500 poin.
Bagaimana perpustakaan dapat melestarikan kebudayaan ?
Buku yang disediakan di tiap desa sebaiknya tidak digeneralisir secara umum, namun dapat disesuaikan dengan falsafah budaya desa tersebut, sehingga pengetahuan seseorang tentang budaya dapat meningkat. Misalnya, desa yang memiliki keunggulan di bidang pertanian maka ada baiknya bahwa buku bacaan yang diberikan harus memiliki keterkaitan dengan bidang pertanian.
Tugas pencerdasan bangsa bukan hanya milik pemerintah serta bukan hal yang dapat dicapai dengan instan. Perlu adanya sinergitas antar berbagai pihak, kerja sama antar pemerintah, pustakawan dan masyarakat tentunya merupakan cara terbaik untuk meningkatkan literasi masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Saat ini stigma masyarakat terhadap perpustakaan hampir tidak ada yang baik, banyak orang mengira bahwa perpustakaan itu kaku, resmi dan sangat tidak dinamis. Ketika semua mampu mengubahnya dan membuat perpustakaan sebagai tempat yang mengasyikkan untuk membaca, serta segala inovasi yang dilakukan untuk membuat perpustakaan menjadi lebih dinamis sudah dipastikan akan banyak orang yang ke perpustakaan.
Hal yang dapat dilakukan oleh pustakawan salah satunya adalah membuat perpustakaan menyentuh segala aspek sosial budaya, apalagi perpustakaan desa yang juga merupakan perpustakaan akar rumput. Orang akan tetap mengira ke perpustakaan itu aneh dan tidak kekinian. Menghilangkan stigma memang bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang mustahil. Apalagi perpustakaan desa merupakan tempat segala informasi yang berkaitan dengan kebudayaan di daerah tersebut.
Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki beragam kekayaan budaya dan sejarah lokal. Diharapkan keberadaan perpustakaan lokal mampu mewadahi itu semua, mampu melestarikan budaya daerah serta sebagai sumber elektronik atas kekayaaan yang ada di desa tersebut. Founding Father Indonesia, Bung Karno bahkan berkata “jas merah” yang berarti jangan sekali – kali melupakan sejarah. Sebagai sumber elektronik dan fisik, naskah – naskah yang membawa informasi terkait segala hal yang menjadi keanekaragaman falsafah budaya bangsa. Masa lalu sangat penting untuk tidak dilupakan, masa lalu mampu memberikan pelajaran bagi hidup. Segala nasehat dan catatan dari masa lalu dapat berguna untuk mengetahui apa saja hal – hal yang layak dilakukan untuk masa depan.
Walaupun hingga saat ini perpustakaan desa masih menjemput bola yakni masih menunggu pengunjung yang datang dibandingkan menjemput bola dalam proses pemasarannya. Kembali lagi, sinergitas sangat diperlukan. Tuntutan jaman yang semakin maju memang menjadi hambatan namun sekaligus tantangan. Apabila perpustakaan mampu memberikan segala informasi yang berguna, maka tujuan perpustakaan sebagai tempat atau institusi yang bertujuan menjamin perwujudan proses pewarisan budaya antar generasi akan mampu diwujudkan dengan baik.
Belum ada Komentar untuk "Perpustakaan Desa: Upaya Pelestarian Budaya Desa"
Posting Komentar